Jakarta Diguncang
Jakarta digucang
Siang itu semangat ku untuk belajar sudah hilang. Yang ada di pikiranku hanyalah pulang, pulang, pulang dan pulang. Situasi saat itu sangat mendukung pelajaran Bahasa Inggris menjadi lebih membosankan.
Seperti biasa, 2 jam pelajaran itu hanya kami isi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guruku, Mrs. Helny. Saat itu kami sedang memasuki bab tentang "achievement" atau pencapaian. Kebetulan di kelas kami ada seorang anak yang sudah berprestasi di kancah Internasional, Dipta namanya. Tentu saja itu membuat Mrs. Helny tertarik bertanya padanya. Terlihat jelas sekali Dipta menjawab pertanyaan Mrs. Helny dengan gugup.
"Fir, geter geter" teriak teman sebangkuku, Diva. Aku pikir, tangannya gemetar karna takut mendapat giliran menjawab pertanyaan. Kemudian aku pegang tangannya, dan aku tidak merasakan apa-apa.
"ih bukan tangan gue, lantainya" Kemudian aku diam. Aku fokus untuk merasakan getarannya. Dan yang benar saja, lantainya bergetar. Teman-teman sekelasku juga turut merasakannya.
"wayolo gempa" somtak dipta sambil berlari lari.Yang menyebalkan adalah, kami sekelas tidak lari keluar kelas, melainkan malah menyalahkan Dipta.
"Dipta, jangan lari-larian geter geter" teriak scarlett, salah satu temanku.
"Tau nih Dipta"
"Dipta konyol nih"
Kelas semakin ramai, ada yang ketakutan ada juga yang ketawa-ketawa. Nampak wajah kesal di wajah Mrs. Helny. Ia kesal karna kelas berubah menjadi tidak kondusif. Selain menyalahkan Dipta, teman sekelasku juga menyalahkan orang yang duduk di belakangnya, termasuk aku. Aku menyalahkan Hubert dan Shadiq.
Tiba-tiba guncangannya semakin keras. Terasa sekali meja goyang dengan kencang. Kelas-kelas tetangga ternyata juga merasakannya. Suasana sekolah saat itu langsung ramai. Mrs.Helny yang awalnya tidak percaya, langsung menyuruh anak- anak turun kebawah.
Pengumuman langsung disiarkan, anak-anak disuruh turun kebawah untuk menyelamatkan diri. Ketika aku cek di sosial media, ternyata memang terjadi gempa di Jakarta. Tapi kami semua besryukur karna gempa tidak memakan korban jiwa.
"ih bukan tangan gue, lantainya" Kemudian aku diam. Aku fokus untuk merasakan getarannya. Dan yang benar saja, lantainya bergetar. Teman-teman sekelasku juga turut merasakannya.
"wayolo gempa" somtak dipta sambil berlari lari.Yang menyebalkan adalah, kami sekelas tidak lari keluar kelas, melainkan malah menyalahkan Dipta.
"Dipta, jangan lari-larian geter geter" teriak scarlett, salah satu temanku.
"Tau nih Dipta"
"Dipta konyol nih"
Kelas semakin ramai, ada yang ketakutan ada juga yang ketawa-ketawa. Nampak wajah kesal di wajah Mrs. Helny. Ia kesal karna kelas berubah menjadi tidak kondusif. Selain menyalahkan Dipta, teman sekelasku juga menyalahkan orang yang duduk di belakangnya, termasuk aku. Aku menyalahkan Hubert dan Shadiq.
Tiba-tiba guncangannya semakin keras. Terasa sekali meja goyang dengan kencang. Kelas-kelas tetangga ternyata juga merasakannya. Suasana sekolah saat itu langsung ramai. Mrs.Helny yang awalnya tidak percaya, langsung menyuruh anak- anak turun kebawah.
Pengumuman langsung disiarkan, anak-anak disuruh turun kebawah untuk menyelamatkan diri. Ketika aku cek di sosial media, ternyata memang terjadi gempa di Jakarta. Tapi kami semua besryukur karna gempa tidak memakan korban jiwa.
Komentar
Posting Komentar